Jurnal Refleski Minggu Ke-2 Calon Guru Penggerak Angkatan 4

 Minggu ini saya membuat Jurnal Refleksi Model Six Thinking Hats (Teknik Enam Topi)


 Topi putih: Fact (fakta)

Pada minggu kedua ini kegiatan pendidikan CPG diawali dengan kegiatan Lokakarya 0. Memang baru terlaksana karena keterbatasan dari PPPTK. Saat Lokakarya 0 saya bertemu dengan orang-orang hebat. Dari sekian ujaran, pendapat, pandangan dari mereka ada satu kalimat yang membuat saya termotivasi yaitu “Jangan pernah ada langkah mundur dalam hidup kita”.


Pada hari kedua kami berada di Ruang Kolaborasi-presentasi. Kami berada dalam satu ruang vicon/Gmeet dengan dipandu oleh fasilitator. Berdasar topik yang dibahas yaitu Profil Pelajar Pancasila, masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi. Kelompok 94A memilih Profil Pelajar Pancasila Mandiri dan kelompok 94B memilih Profil Pelajar Pancasila  Bergotong Royong.


Hari ketiga, tugas kami mengisi Refleksi Terbimbing. Ada 4 poin yang harus kami isi yaitu pengetahuan dan pengalaman baru setelah memahami pemikiran-pemikiran KHD, kekuatan saya dalam menerapkan pengetahuan dan pengalaman baru, hal-hal yang perlu saya ubah dari diri saya, dan perubahan konkret yang akan saya lakukan. Saya menulis isi dari keempat poin tersebut tentunya dengan harapan.  Harapan untuk memperbaiki cara dalam mendidik dan cara memandang peserta didik.


Hari keempat, merupakan demonstrasi kontekstual. Membuat karya sebagai bentuk konkret pemahaman terhadap pemikiran-pemikiran KHD. Ada 5 poin yang saya pahami tentang pemikiran-pemikiran KHD yaitu guru menuntun, pendidikan yang berpihak kepada anak, pendidik seperti seorang petani, trilogi pendidikan,  serta cipta, rasa, dan karsa.


Hari kelima,  Webinar Elaborasi Pemahaman Modul 1.1. refleksi Filosofi Pendidikan Nasional secara serentak. Secara nasional kami berada di ruang Gmeet. Sesi pertama kami mendapat banyak pengetahuan dan informasi dari KI Priyo Dwiarso. Beliau paham benar bagaimana sistem pendidikan yang dilaksanakan oleh KHD. Karena beliau memang dibesarkan di pendopo Taman Siswa. Saya merasa mendengarkan langsung dari saksi mata saat KHD masih hidup.


Topi merah: Feelings (perasaan)


Perasaan saya pada minggu kedua ini lebih termotivasi, senang dengan kebersamaan kelompok saat berdiskusi dan saat berkolaborasi dalam Ruang Kolaborasi-presentasi. Mendapat ilmu baru tentang Profil Pelajar Pancasila Mandiri dan Bergotong Royong. Bertanya dan berbagi informasi tentang hal tersebut yang dikaitkan dengan kehidupan nyata. Menambah pengetahuan tentang hal baik yang dilakukan teman-teman CGP di lembaga mereka.


Topi kuning: Benefits (manfaat)


Banyak hal positif yang saya dapat terkait hasil diskusi  dan presentasi kami diantaranya, saling menghargai pendapat, memberi kesempatan untuk menuangkan pendapat dan bertanya, informasi baru yang berupa kegiatan di sekolah yang bisa mencapai tujuan (mandiri dan bergotongroyong), dan yang menarik adalah saya mendapat banyak informasi tentang kegiatan di Sekolah Menengah Kejuaruan (SMK).


Topi hitam: Cautions (kendala)


Kendala dari saya sendiri dan yang sedang saya pelajari yaitu keterbatasan saya dalam forum. Saya sulit untuk berbicara di depan atau di dalam forum. Saya cenderung pemalu. Kendala kedua dalam minggu ini yaitu saat presentasi, di tempat saya terjadi hujan dan padam. Wifi mati dan signal naik turun. Mencoba berkali-kali masuk room gagal. Akhirnya menjelang diskusi selesai listrik nyala dan saya bisa masuk room.


Topi hijau: Crativity (ide/gagasan)


Ada beberapa ide yang muncul setelah berkolaborasi dan mengisi refleksi diantaranya setiap hari sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran,saya akan meminta siswa untuk melihat ruang kelas,apakah kondisi kelas sudah rapi atau belum. Selama ini saya meminta siswa untuk merapikan, membersihkan. Hal ini ternyata kurang membuat siswa sadar akan tugas dan tanggung jawab.

 

Topi biru: Process (kesimpulan)

Setelah 2 minggu mempelajari tentang pemikiran-pemikiran KHD saya menyadari bahwa menjadi guru tidak hanya datang ke sekolah, masuk kelas, masuk kelas mentransfer ilmu, lalu pulang. Menjadi guru diibaratkan menjadi seorang petani. Guru menuntun laku dan pertumbuhan kodrat anak. Dalam mendidik anak, saya harus membawa hati, menghadirkan cinta bagi mereka agar tujuan pendidikan tercapai. Saya akan menghadirkan pembelajaran yang berpihak pada anak. Saya kan berkolaborasi dengan anak untuk menciptakan kedalaman spiritual, intelektual,dan sosial untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan sebagai manusia.




Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer